Jurnal Ilmiah Sistem Informasi Akuntansi (JIMASIA)
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
69
Journal homepage: http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/jimasia/
Penerapan Metode Rapid Application Development Pada Sistem
Informasi Monitoring Pelanggaran Siswa
1
Ahmad Munawir,
2
Nurhasan Nugroho
1,2
Program Studi Ilmu Komputer,
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Bangsa
Email:
1
2
ABSTRAK
Perilaku pelanggaran siswa di lingkungan sekolah merupakan isu yang
penting dan memerlukan perhatian serius. Melakukan monitoring
pelanggaran siswa yang umumnya dilakukan oleh guru bimbingan
konseling merupakan salah satu aspek penting dalam upaya menjaga
disiplin dan kedisiplinan di lingkungan pendidikan. Sistem monitoring
pelanggaran siswa memungkinkan sekolah untuk melacak dan
menganalisis data mengenai pelanggaran yang dilakukan siswa, baik
itu berupa pelanggaran disiplin, keterlambatan, absensi, atau perilaku
negatif lainnya. Namun, masih banyak sekolah yang mengandalkan
metode manual dalam mencatat dan melacak pelanggaran siswa.
Pengumpulan data pelanggaran seringkali dilakukan secara manual
menggunakan catatan harian atau daftar hadir kertas, yang rentan
terhadap kesalahan dan sulit untuk dianalisis secara menyeluruh.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem informasi
monitoring pelanggaran siswa dengan menerapkan pendekatan Rapid
Application Development (RAD) agar dapat memudahkan dalam
pengelolaan pelanggaran siswa. Metode RAD digunakan karena
memiliki kemampuan dalam pengembangan perangkat lunak lebih
cepat dan melibatkan pengguna dalam pengembangan agar perangkat
lunak yang dihasilkan lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hasil
penelitian ini berupa perangkat lunak sistem informasi monitoring
pelanggaran siswa yang dapat mengelola data-data pelanggaran siswa
berbasis website. Selain itu, hasil pengujian menggunakan usability
testing menghasilkan nilai rata-rata sebesar 90,83% dan masuk dalam
kriteria baik.
Keyword:
Sistem Informasi
Monitoring Pelanggaran Siswa
Rapid Application Development
Usability Testing
Corresponding Author:
Ahamd Munawir,
Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Bina Bangsa,
Jl Raya Serang - Jakarta, KM. 03 No. 1B, Panancangan, Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten.
Email: ahmad[email protected].id
1. PENDAHULUAN
Pada pelaksanaan pendidikan salah satu aspek penting yang perlu ditanamkan pada siswa adalah
kedisiplinan. Di lingkungan pendidikan, menjaga disiplin siswa merupakan hal yang penting untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif dan produktif. Pelanggaran siswa dapat berupa pelanggaran aturan sekolah,
tindakan menyimpang, atau perilaku negatif lainnya yang dapat mengganggu lingkungan belajar dan
menciptakan dampak negatif bagi diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar. Bimbingan konseling di sekolah
memiliki peran yang signifikan dalam melakukan monitoring terhadap perilaku pelanggaran siswa. Melakukan
monitoring pelanggaran siswa yang umumnya dilakukan oleh guru bimbingan konseling merupakan salah satu
aspek penting dalam upaya menjaga disiplin dan kedisiplinan di lingkungan pendidikan [1]. Sistem monitoring
70
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: pp. 69 78
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
pelanggaran siswa memungkinkan sekolah untuk melacak dan menganalisis data mengenai pelanggaran yang
dilakukan siswa, baik itu berupa pelanggaran disiplin, keterlambatan, absensi, atau perilaku negatif lainnya.
Dengan memantau pelanggaran siswa, sekolah dapat mengambil tindakan yang tepat dan memberikan intervensi
yang diperlukan untuk membantu siswa mengatasi masalah perilaku dan meningkatkan prestasi akademik siswa
[2]. Namun, masih banyak sekolah yang mengandalkan metode manual dalam mencatat dan melacak
pelanggaran siswa. Pengumpulan data pelanggaran seringkali dilakukan secara manual menggunakan catatan
harian atau daftar hadir kertas, yang rentan terhadap kesalahan dan sulit untuk dianalisis secara menyeluruh.
Oleh karena itu, penerapan sistem informasi monitoring pelanggaran siswa menjadi suatu kebutuhan yang
mendesak dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa dan efektivitas lingkungan belajar.
Untuk mengembangkan sistem informasi membutuhkan metode pengembangan sistem yang tepat, agar
sistem yang dibangun sesuai dengan target dan kebutuhan yang telah ditetapkan [3]. Umumnya, pengguna sistem
informasi menginginkan perangkat lunak yang pengembangannya cepat serta pengguna dilibatkan dalam
pengembangan agar perangkat lunak yang dihasilkan sesuai dengan keinginannya. Metode pengembangan
sistem yang dapat menghasilkan perangkat lunak cepat dan melibatkan pengguna salah satunya adalah Rapid
Application Development. Rapid Application Development (RAD) merupakan pendekatan pengembangan
perangkat lunak yang berfokus pada pemangku kepentingan (stakeholders) dan iterasi cepat dalam proses
pengembangan [4]. Pendekatan ini dirancang untuk mempercepat waktu pengembangan dan merespons
perubahan kebutuhan dengan lebih fleksibel [5]. RAD menekankan kolaborasi yang erat antara tim pengembang
dan pengguna untuk memastikan bahwa aplikasi yang dibangun memenuhi kebutuhan bisnis dengan baik.
Beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan pendekatan RAD telah menghasilkan perangkat
lunak yang baik. Penelitian pertama, mengenai pengembangan sistem untuk pembelajaran daring dengan
menerapkan pendekatan RAD [6]. Pada penelitian tersebut metode RAD dapat mengembangkan sistem yang
sesuai dengan kebutuhan, indi dibuktikan dengan hasil penilaian penerimaan sistem dengan User Acceptance
Testing (UAT) memperoleh nilai sebesar 91%. Penelitian selanjutnya, mengenai pembangunan sistem informasi
pembayaran SPP melalui metode RAD [7]. Penelitian tersebut menghasilkan perangkat lunak yang telah
memenuhi keinginan user, hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian tingkat keberhasilan sebesar 97,3%.
Penelitian berikutnya mengenai pengembangan sistem informasi untuk pengelolaan penerimaan siswa baru
menggunakan RAD [8]. Pada penelitian ini perangkat lunak yang dihasilkan telah diuji dengan teknik black-box
testing dengan hasil bahwa seluruh kasus uji dapat dinyatakan berjalan dengan baik dan bebas dari error.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem
informasi monitoring pelanggaran siswa dengan menerapkan pendekatan Rapid Application Development
(RAD) agar dapat memudahkan dalam pengelolaan pelanggaran siswa. Metode RAD digunakan karena
memiliki kemampuan dalam pengembangan perangkat lunak lebih cepat dan melibatkan pengguna dalam
pengembangan agar perangkat lunak yang dihasilkan lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sistem ini
dibangun dengan berbasiskan website agar memudahkan dalam penggunaan serta aksesnya.
2. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, akan dilakukan pengembangan sistem informasi monitoring pelanggaran siswa
dibangun dengan menggunakan teknik Rapid Application Development (RAD). Rapid Application
Development (RAD) dapat didefinisikan sebagai suatu metode dalam pengembangan perangkat lunak yang
memiliki tujuan untuk mempercepat proses pembangunan dengan mengutamakan kecepatan dan fleksibilitas
[4]. Pendekatan ini memungkinkan tim pengembang untuk menciptakan prototipe perangkat lunak dengan
cepat, memperoleh umpan balik dari pengguna, dan mengintegrasikan perubahan dengan lebih mudah.
Pendekatan RAD memiliki tahapan dan prosedur yang berfokus pada akselerasi proses pengembangan dengan
mengurangi waktu siklus pengembangan dan meningkatkan interaksi dengan pengguna [9]. Pendekatan RAD
bekerja pada pengembangan iteratif dan inkremental, sehingga memungkinkan aplikasi dapat dikembangkan
dengan cepat dan dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pengguna secara lebih fleksibel [10]. Fase
pengembangan sistem dengan RAD divisualisasikan pada Gambar 1.
71
JIMASIA JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
Penerapan Metode Rapid Application Development Pada Sistem Informasi… (Ahmad Munawir)
Gambar 1. Fase pengembagan sistem dengan Rapid Application Development (RAD)
Penjelasan secara rinci setiap fasenya pada Gambar 1 adalah sebagai berikut:
1) Requirements Planning
Tahap requirements planning merupakan langkah awal dalam RAD, di mana tim pengembang dan
pemangku kepentingan berkolaborasi untuk mengidentifikasi dan merencanakan kebutuhan aplikasi [11].
Pada tahap ini, tujuan dan lingkup proyek ditetapkan, dan kebutuhan dari aplikasi dianalisis dengan
cermat.
2) User Design
Tahap user design melibatkan partisipasi aktif dari pengguna untuk merancang antarmuka dan
fungsionalitas aplikasi. Dalam tahap ini, tim pengembang dan pengguna berkolaborasi untuk menyusun
rencana desain yang mencakup tampilan dan navigasi aplikasi [12]. Selain itu, pada tahap ini juga dibuat
prototyping atau mock-up yang digunakan untuk memberikan gambaran awal tentang bagaimana aplikasi
akan terlihat dan berinteraksi.
3) Construction
Pada tahap construction, perangkat lunak mulai dibangun dengan cepat berdasarkan desain yang telah
disepakati. Tim pengembang bekerja dalam iterasi singkat untuk menambahkan fitur-fitur aplikasi dan
membangun modul-modul yang diperlukan. Pada fase ini dilakukan pembuatan sistem atau coding,
dimana proses ini berkaitan dengan transformasi hasil dari analisis dan desain untuk diwujudkan menjadi
perangkat lunak [13]. Proses ini fokus pada pengembangan dan pembuatan kode secara cepat untuk
mencapai hasil yang lebih cepat dan responsif.
4) Cutover
Tahap cutover adalah tahap implementasi aplikasi secara penuh dan siap digunakan oleh pengguna.
Perangkat lunak siap untuk diluncurkan dan dioperasikan secara aktif. Sebelum perangkat lunak digunakan
oleh user, pada tahap ini juga dapat dilakukan pengujian, untuk mengukur performa dan memastikan
perangkat lunak dapat berjalan sebagaimana mestinya [14]. Selain itu, pada pengujian ini bertujuan untuk
memastikan bahwa apa yang dikembangkan tidak terdapat kesalahan [15]. Usability testing adalah proses
evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat kegunaan perangkat lunak yang dibagun apakah
memiliki nilai efektifitas, efisiensi, serta memuaskan user [16]. Selanjutnya, tim pengembang dapat
memberikan pelatihan kepada pengguna dan menyediakan dukungan untuk memastikan transisi yang
mulus ke penggunaan penuh aplikasi.
3. HASIL DAN ANALISIS
Pengembangan sistem informasi monitoring pelanggaran siswa dibangun melalui metodologi Rapid
Application Development (RAD). Setiah tahapan dari fase pengembangan sistem yang diterpkan dijelaskan
sebagai berikut.
3.1. Requirements Planning
Pada tahapan ini diawali dengan mengidentifikasi permasalahan utama yang akan diselesaikan
melalui pengembangan sistem. Masalah utama pada penelitian ini yakni monitoring pelanggaran siswa masing
menggunakan cara manual dimana setiap pelanggaran dilakukan pencatatan. Pengumpulan data pelanggaran
seringkali dilakukan secara menggunakan catatan harian atau daftar hadir kertas, yang rentan terhadap kesalahan
dan sulit untuk dianalisis secara menyeluruh. Oleh karena itu, penerapan sistem informasi monitoring
pelanggaran siswa menjadi suatu kebutuhan yang mendesak dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa dan
efektivitas lingkungan belajar.
Dari permasalahan tersebut, kemudian ditetapkan kebutuhan sistem dengan menganalisa kebutuhan
fungsional. Analisis ini digunakan sebagai alat analisis yang menyusun fitur-fitur dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah [17]. Sistem informasi monitoring yang dikembangkan akan melibatkan 4 (empat)
72
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: pp. 69 78
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
pengguna, yaitu: administrator, guru pembimbing akademik, siswa dan orang tua. Berikut adalah analisa
kebutuhan fungsional untuk masing-masing pengguna:
1) Administrator
a. Login kedalam sistem dengan memasukkan email dan password.
b. Mengelola data Guru.
c. Mengelola data Siswa.
d. Mengelola data kelas.
e. Mengelola data tata tertib.
f. Mengelola data pelanggaran.
g. Mengelola data panggilan orang tua.
h. Mencetak data laporan pelanggaran.
2) Guru
a. Login kedalam sistem menggunakan email dan password.
b. Mengelola data orang tua.
c. Melihat data pelanggaran siswanya.
3) Siswa
a. Login kedalam sistem menggunakan email dan password.
b. Melihat data pelanggaran
4) Orang tua
a. Login kedalam sistem menggunakan email dan password.
b. Melihat data pelanggaran.
c. Melihat data pemanggilan orang tua.
3.2. User Design
Pada fase ini pengembang menyusun rancangan sistem kemudian dikomunikasikan kepada pengguna.
Desain atau pemodelan ini dibuat untuk merancang bagaimana sistem informasi akan beroperasi dan berfungsi
dalam suatu organisasi. Hal ini dilakukan agar pemodelan yang disusun dapat membantu dalam pengembangan
sistem informasi agar lebih optimal. Desain tersebut berupa visualisasi dari perangkat lunak yang dibangun
yang berpedoman pada hasil analisa yang sudah dilakukan. Pada penelitian ini, pemodelan sistem yang
diterapkan yakni Class Responsibility Collaborator (CRC). Pemodelan CRC digunakan agar dapat disusun
hubungan sistem dengan pengguna [16]. Berikut ini desain CRC pada sistem informasi monitoring pelanggaran
siswa:
1) Fungsi dari sistem
Fungsi dari sistem mendeskripsikan tentang kegunaan dari sistem yang dikembangkan. Penjelasan
mengenai fungsi sistem ini dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1. CRC Kegunaan Perangkat Lunak
Keterangan
Sistem Informasi Monitoring Pelanggaran Siswa
Administrator, Siswa, Orang tua
Keterangan
Sistem informasi yang dibangun memiliki fungsi diantaranya:
1) Memudahkan pihak sekolah dalam pendataan data pelanggaran
siswa.
2) Memudahkan pemanggilan kepada orang tua jika dinilai perlu.
3) Memudahkan siswa dan orang tua untuk melihat pelanggaran
telah yang dilakukan.
4) Mempercepat penyajian data jika dibutuhkan.
2) Menentukan jadwal pelaksanaan
Diperlukan perencanaan jadwal untuk membuat suatu sistem informasi untuk dapat terselesaikan agar
perangkat lunak yang dibangun bisa dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Jadwal
pembangunan perangkat lunak sampai dengan terselesaikan ditampilkan pada Tabel 2.
73
JIMASIA JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
Penerapan Metode Rapid Application Development Pada Sistem Informasi… (Ahmad Munawir)
Tabel 2. Jadwal Pengembangan Sistem
Nama Dokumen
Keterangan
Nama Software
Sistem Informasi Monitoring Pelanggaran Siswa
Nama Klien
SMK XYZ
Kegiatan
Penyusunan Jadwal Proyek
Waktu
1 Februari 2023 s/d 30 April 2023
No.
Rencana Jadwal Pengembangan
1.
Waktu pembangunan sistem informasi ditargetkan untuk selesai
selama 3 (tiga) bulan berdasarkan jadwal berikut ini:
Tahun 2023
Februari
Maret
April
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Iterasi
Iterasi
Iterasi
Selanjutnya, perangkat lunak yang dikembangkan dimodelkan melalui satu diantara beberapa diagram
Unified Modelling Language (UML) yaitu use case diagram. Diagram tersebut berguna untuk
memvisualisasikan hubungan dan interaksi antara user dan perangkat lunak yang dikembangkan. Use case
diagram sistem informasi monitoring pelanggaran siswa yang dibangun tersaji pada Gambar 2.
Gambar 2. Use Case Diagram Sistem Informasi Monitoring Pelanggaran Siswa
Pada Gambar 2, terlihat bahwa pada sistem ini terdapat 4 (empat) pengguna. Administrator dapat
melakukan pengelolaan data guru, siswa, kelas, tata tertib, pelanggaran, panggilan orang tua dan mencetak data
laporan pelanggaran. Guru dapat mengelola data orang tua dan melihat data pelanggaran siswanya. Siswa dapat
melihat data pelanggaran siswa dan orang tua dapat melihat pelanggaran anaknya dan pemanggilan orang tua.
74
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: pp. 69 78
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
3.3. Construction
Pada tahap construction, aplikasi mulai dibangun dengan cepat berdasarkan desain yang telah
disepakati. Pada tahapan ini dilakukan pengkodean atau disebut juga implementasi sistem, dimana akan
dilakukan proses mengubah desain sistem menjadi software. Sistem dibangun berbasiskan website, maka
digunakan code editor yakni Brackets dengan database MySQL. Sistem informasi monitoring yang dibangun
melibatkan 4 (empat) pengguna, yaitu: administrator, guru, siswa dan orang tua.
Penggunaan sistem ini dimulai dengan administrator login ke sistem menggunakan email serta
password yang sudah dibuat sebelumnya. Ketika administrator sudah menuju sistem, maka administrator dapat
mengelola data guru, siswa, kelas, tata tertib, pelanggaran, panggilan orang tua dan mencetak data laporan
pelanggaran. User interface dari menu utama untuk administrator ditampilkan pada Gambar 3.
Gambar 3. User Interface Menu Utama Administrator
Selanjutnya administrator dalam hal ini adalah Guru Bimbingan Konseling, memiliki akses untuk
pengelolaan data siswa dengan menginputkan data siswa, mengubah data siswa atau menghapus data siswa.
Untuk form input data siswa ditampilkan pada Gambar 4.
Gambar 4. User Interface Untuk Input Data Siswa
75
JIMASIA JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
Penerapan Metode Rapid Application Development Pada Sistem Informasi… (Ahmad Munawir)
Selanjutnya, administrator dapat mengelola data guru, siswa, kelas, tata tertib, pelanggaran, panggilan
orang tua dan mencetak data laporan pelanggaran. Seperti halnya pada menu mengelola siswa pada menu-
menu tersebut administrator juga dapat memasukkan data, mengubah data serta menghapus data. Pada fitur
pelanggaran, administrator dapat menambahkan data setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. User
interface untuk fitur data pelanggaran disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. User Interface Data Pelanggaran
Untuk pengguna Guru dapat mengelola data orang tua, melihat data pelanggaran siswanya. Salah satu
fitur yang dapat dilakukan oleh Guru yaitu mengelola data Orang tua divisualisasikan pada Gambar 6.
Gambar 6. User Interface Data Orang Tua
Selanjutnya, pengguna lainya yaitu Siswa dapat melihat data pelanggaran, Untuk pengguna Orang tua
dapat melihat data pelanggaran dan dapat melihat data pemanggilan orang tua. Form antarmuka melihat data
pelanggaran tersaji pada Gambar 7.
76
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: pp. 69 78
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
Gambar 7. User Interface Melihat Data Pelanggaran
3.4. Cutover
Tahap cutover adalah fase penting dalam implementasi proyek IT atau penggantian sistem di suatu
organisasi. Ini merujuk pada saat di mana sistem baru diaktifkan dan sistem lama dinonaktifkan. Proses cutover
melibatkan berbagai tugas dan aktivitas untuk memastikan transisi yang lancar dari sistem lama ke sistem baru
tanpa gangguan yang signifikan bagi operasi bisnis. Namun untuk memastikan bahwa sistem dapat memenuhi
kebutuhan sebelum sistem digunakan dilakukan pengujian terlebih dahulu. Teknik uji yang diterapkan melalui
teknik usability testing. Terdapat beberapa aspek usability yang digunakan, yaitu: understandability,
learnability, operability dan attractiveness. Berdasarkan perspektif tersebut, kemudian tersusunlah 10
(sepuluh) butir pertanyaan yang selanjutnya menjadi sebuah kuesioner yang akan diisi oleh responden. Pada
pilihan jawaban responden digunakan skala Guttman. Skala ini memiliki sifat jawaban yang ekstrim, dimana
hanya terdapat 2 (dua) pernyataan yaitu setuju atau tidak Setuju. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 30 orang
yang terdiri dari 10 orang guru, 10 siswa dan 10 orang tua. Perolehan nilai dari usability testing kemudian
dikonversi dalam bentuk persentase untuk jawaban setuju ataupun tidak setuju. Grafik hasil persentase rata-
rata jawaban responden tersaji pada Gambar 8.
Gambar 8. Perolehan Nilai Pengujian Usability
93.33%
90.00%
86.67%
93.33%
10.00%
16.67%
13.33%
10.00%
Understandability Learnability Operability Attractiveness
Setuju Tidak Setuju
77
JIMASIA JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
Penerapan Metode Rapid Application Development Pada Sistem Informasi… (Ahmad Munawir)
Pada Gambar 8, menunjukkan grafik hasil uji yang memperlihatkan nilai persentase jawaban
responden. Hasil tersebut kemudian dihitung nilai rata-ratanya untuk keseluruhan aspek, sehingga didapatkan
nilai 90,83%. Kemudian, nilai ini dikonversikan kedalam kriteria dengan pedoman berikut ini: Baik, nilainya
antara 76% sampai dengan 100%; Cukup, nilainya antara 56% sampai dengan 75%; Kurang Baik, nilainya
antara 40% sampai dengan 55%, dan Tidak Baik, kurang dari 40% [18]. Jika mengacu pada pedoman tersebut,
maka perangkat lunak yang dibuat termasuk dalam kriteria baik. Hal ini berarti perangkat lunak yang
dikembangkan dapat dikatakan mudah digunakan dan layak untuk diimplementasikan.
3.2. KESIMPULAN
Penelitian ini telah melakukan pengembangan perangkat lunak menggunakan pendekatan Rapid
Application Development (RAD) pada sistem informasi pelanggaran siswa. Metode RAD Rapid memiliki
kemampuan dalam mempercepat proses pengembangan dengan mengutamakan kecepatan dan fleksibilitas.
Pendekatan RAD dapat menciptakan prototype perangkat lunak dengan cepat, memperoleh umpan balik dari
pengguna, dan mengintegrasikan perubahan dengan lebih mudah. Hal ini terbukti pada pengembangan
perangkat lunak monitoring pelanggaran siswa dapat diselesaikan dengan waktu 3 (tiga) bulan selaras dengan
perencanaan sebelumnya yang tertuang pada jadwal pengembangan sistem dalam Class Responsibility
Collaborator (CRC). Selain itu, didapatkan hasil uji menggunakan usability testing dengan rata-rata nilai
mencapai 90,83% dan masuk dalam kriteria baik. Ini berarti bahwa perangkat lunak yang dikembangkan dapat
dikatakan mudah digunakan dan layak untuk diimplementasikan.
REFERENSI
[1] A. P. Sugiarto, T. Suyati, and P. D. Yulianti, “Faktor Kedisiplinan Belajar Pada Siswa Kelas X SMK
Larenda Brebes,” J. Mimb. Ilmu, vol. 24, no. 2, pp. 232238, 2019.
[2] D. A. Febrianti and R. Astriratma, “Rancang Bangun Sistem Informasi Poin Pelanggaran Siswa (Studi
Kasus: SMAN 8 Bekasi),” in Seminar Nasional Mahasiswa Ilmu Komputer dan Aplikasinya
(SENAMIKA), 2021, pp. 411419.
[3] A. Herdiansah, R. I. Borman, and S. Maylinda, “Sistem Informasi Monitoring dan Reporting Quality
Control Proses Laminating Berbasis Web Framework Laravel,” J. TEKNO KOMPAK, vol. 15, no. 2,
pp. 1324, 2021.
[4] H. Suwandi, S. H. Mansyur, and U. M. Indonesia, “Implementation of A School Information System
Using Rapid Application Development Method,” J. Tek. Inform., vol. 3, no. 6, pp. 15011512, 2022.
[5] I. Nofikasari, T. Purwanto, and M. Marginingsih, “Penerapan Metode Rapid Application Development
(RAD) Dalam Sistem Informasi Anak Putus Sekolah (Siap Sekolah),” Biner J. Ilm. Inform. dan
Komput., vol. 1, no. 2, pp. 139147, 2022.
[6] A. Rahman, “Rapid Application Development Sistem Pembelajaran Daring Berbasis Android,”
INTECH - Inform. Dan Teknol., vol. 1, no. 2, pp. 2025, 2020.
[7] N. Q. Assalma, “Sistem Informasi Pembayaran SPP Berbasis Web Dengan Metode RAD (Rapid
Application Development) di SMP MBS Bumiayu,” J. Tek. Inform. dan Sist. Inf., vol. 2, no. 2, pp. 18
28, 2022.
[8] A. Andeka, S. A. Saputera, M. Utami, and A. Sonita, “Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Sman
05 Kepahiang Berbasis Website Menggunakan Metode Rapid Application Development,” JUSIBI
(Jurnal Sist. Inf. dan E-Bisnis, vol. 4, no. 2, pp. 102111, 2022.
[9] N. W. S. Saraswati, N. W. Wardani, K. L. Maswari, and I. D. M. K. Muku, “Rapid Application
Development untuk Sistem Informasi Payroll Berbasis Web,” Matrik J. Manajemen, Tek. Inform. dan
Rekayasa Komput., vol. 20, no. 2, pp. 213224, 2021, doi: 10.30812/matrik.
[10] L. Santoso and J. Amanullah, “Pengembangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Website
Menggunakan Metode Rapid Application Development (RAD),J. Ilm. Elektron. dan Komput., vol.
15, no. 2, pp. 250259, 2022.
[11] S. Fadilah and N. Safitri, “Sistem Informasi Pengelolaan Pembayaran Biaya Sekolah Berbasis Web
Menggunakan Metode Rapid Application Development Pada TKIT Al Jabar,” J. Mhs. Bina Insa., vol.
6, no. 2, pp. 93102, 2022.
[12] R. D. Gunawan, R. Napianto, R. I. Borman, and I. Hanifah, “Penerapan Pengembangan Sistem Extreme
Programming Pada Aplikasi Pencarian Dokter Spesialis di Bandar lampung Berbasis Android,” J.
Format, vol. 8, no. 2, pp. 148157, 2019.
[13] Y. Rahmanto, J. Alfian, and R. I. Borman, “Penerapan Algoritma Sequential Search pada Aplikasi
Kamus Bahasa Ilmiah Tumbuhan,J. Buana Inform., vol. 12, no. 1, pp. 2130, 2021.
[14] I. Ahmad, Y. Rahmanto, D. Pratama, and R. I. Borman, “Development of augmented reality application
for introducing tangible cultural heritages at the lampung museum using the multimedia development
78
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: pp. 69 78
JIMASIA Vol. 3, No. 1, June 2023: 69 78
life cycle,” Ilk. J. Ilm., vol. 13, no. 2, pp. 187194, 2021.
[15] M. Akbar, Q. Quraysh, and R. I. Borman, “Otomatisasi Pemupukan Sayuran Pada Bidang Hortikultura
Berbasis Mikrokontroler Arduino,” J. Tek. dan Sist. Komput., vol. 2, no. 2, pp. 1528, 2021.
[16] R. I. Borman, A. T. Priandika, and A. R. Edison, “Implementasi Metode Pengembangan Sistem
Extreme Programming (XP) pada Aplikasi Investasi Peternakan,” JUSTIN (Jurnal Sist. dan Teknol.
Informasi), vol. 8, no. 3, pp. 272277, 2020.
[17] R. I. Borman, I. Yasin, M. A. P. Darma, I. Ahmad, Y. Fernando, and A. Ambarwari, “Pengembangan
Dan Pendampingan Sistem Informasi Pengolahan Pendapatan Jasa Pada PT. DMS Konsultan Bandar
Lampung,” J. Soc. Sci. Technol. Community Serv., vol. 1, no. 2, pp. 2431, 2020.
[18] Y. Fernando, R. Napianto, and R. I. Borman, “Implementasi Algoritma Dempster-Shafer Theory Pada
Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Psikologis Gangguan Kontrol Impuls,” Insearch (Information Syst.
Res. J., vol. 2, no. 2, pp. 4654, 2022.
BIODATA PENULIS
Ahmad Muanwir, aktif sebagai dosen di di Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Bina Bangsa. Ahmad Muanwir merupakan lulusan S1 di Universitas
Serang Jaya Kota Serang, kemudian melanjutkan Pendidikan S2 di STMIK Eresha Jakarta.
Bidang penelitian yang dikaji terkait bidang Teknologi Informasi.
Nurhasan Nugroho selama 10 tahun bekerja sebagai web programming di sebuah perusahaan
swasta CV. Andalas Visindo - Yogyakarta, yang sebelumnya bekerja sebagai IT Support di Biro
Sistem Informasi dan Komunikasi (BISKOM) Universitas Ahmad Dahlan - Yogyakarta.
Nurhasan Nugroho saat ini merupakan seorang dosen di Program Studi Ilmu Komputer,
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Bangsa. Bidang penelitian yang dikaji antara lain:
Software Engineering, Education Technology Information, Digital Image Processing dan
Computer Vision.